GambarWayang Kulit Jawa - 100 Kurawa Lengkap - YouTube. Cerita Pandawa Dan Kurawa Dalam Bahasa Jawa - Belajar. Pandawa jeung Kurawa Teureuh Barata ti Astina. Cerita Pandawa Dan Kurawa Dalam Bahasa Jawa - Belajar. gurune pandhawa lan kurawa yaiku… Tolong jawabannya ya… soalnya ini PR adik saya. - Brainly.co.id
Ma Cerita Wayang Bahasa Jawa. Cerita Wayang Leluhur Pandawa dan Kurawa dalam Bahasa Jawa -Ana sawatara versi crita bab sapa leluhure Pandawa lan Kurawa. Ana sing ngandharake yen iku Bharata, putrane Prabu Duswanta lan Dewi Sakhuntala. Mula, Pandawa lan Kurawa uga sinebut darah Bharata.
Perang keluarga Bharata atau Baratayudha adalah puncak dari perseteruan yang terjadi antara Pandawa dan Kurawa. Semua ini bermula karena pihak Kurawa yang berambisi untuk menguasai Astinapura secara penuh kemudian melakukan segala cara untuk menyingkirkan Pandawa yang sebenarnya merupakan saudara mereka. Semua usaha tersebut sebenarnya menemui kegagalan hingga hari terjadinya perang Baratayudha di padang Kurusetra yang berlangsung selama 18 hari. Perang ini adalah puncak dari kisah Mahabharata, yaitu sebuah dongeng pewayangan terkenal dari perang Baratayudha ada dua versi, yaitu berasal dari judul sebuah naskah kakawin yang berbahasa Jawa Kuno. Ditulis oleh Mpu Sedah atas perintah Maharaja Jayabaya, Raja Kediri pada 1157, merupakan simbol dari perang saudara yang terjadi antara Kerajaan Kediri dan Jenggala yang keduanya masih merupakan keturunan Raja Erlangga. Perang saudara yang terjadi antara kedua kerajaan itu ditulis dalam kitab dan digambarkan seperti di kisah Mahabharata yang merupakan karya Vyasa. Versi lainnya yang akan dibahas disini berasal dari kisah Mahabharata dari India. Ketahuilah mengenai sejarah Kerajaan Kediri, sejarah Candi Dieng yang merupakan salah satu dari candi Hindu di Perang BaratayudhaPandu yang merupakan ayah dari para Kurawa pada suatu hari membawa pulang tiga orang putri yang berasal dari tiga negara berbeda, bernama Kunti, Gendari dan Madri. Salah satu dari ketiga putri tersebut kemudian diberikan sebagai persembahan kepara Dretarastra, kakak Pandu yang buta. Putri yang terpilih adalah Gendari, karena Dretarastra yang buta memilih dengan cara mengangkat satu persatu ketiga putri tersebut, dan Gendarilah yang bobotnya paling berat. Dengan demikian ia mengasumsikan Gendari akan memiliki banyak anak sesuai keinginannya sehingga Gendari sakit hati dan bersumpah bahwa keturunannya akan menjadi musuh bebuyutan dari anak – anak Pandu. Sejak itu Gendari dan adiknya Sengkuni selalu mendidik anak – anaknya yang jumlahnya seratus orang untuk selalu bermusuhan dengan anak – anak dari putri yang lain yaitu Kunti dan Madri kemudian dinikahi oleh Pandu. Namun, Pandu mendapatkan kutukan dari sepasang resi yang dipanahnya ketika sedang berwujud rusa sehingga tidak dapat berhubungan dengan istri – istrinya. Pandu yang hidup seperti pertapa meyakini jika ia tidak memiliki anak laki – laki maka ia akan masuk neraka. Kunti kemudian menceritakan anugerah yang didapatnya dari seorang resi bernama Durvasa di kerajaan ayahnya, yaitu mantra untuk memanggil para Dewa untuk bisa mendapatkan karunia berupa seorang putra dari para dewa tersebut. Kunti kemudian memanggil Dewa Dharma, dan lahirlah Dewa Vayu dan lahirlah Bhimasena, setelahnya Indradewa lalu lahir Arjuna. Mantra tersebut tidak akan manjur lagi apabila digunakan lebih dari tiga kali, maka Kunti mengajari Madri untuk melafalkannya demi mendapatkan anak lagi. Madri memanggil Sang Kembar, yang merupakan tabib para Dewata. Kemudian Nakula dan Sadewa pun Pandu meninggal, anak – anak Pandawa selalu menjadi sasaran dari kejahatan Kurawa. Yudhistira adalah putra Dinasti Kuru yang tertua, dan ia berhak menjadi Raja sejak kerajaan Amarta telah diserahkan oleh Dretarastra kepada adiknya karena ia buta. Dretarastra hanya menggantikan Pandu sebagai kepala pemerintahan sementara hingga Yudistira dewasa, namun anak – anak Kurawa berpendapat lain karena sumpah ibunya tersebut. Duryudana berambisi untuk menjadi raja dan menguasai takhta Dinasti Kuru, kemudian mengusahakan segala cara termasuk mencoba membunuh Yushistira bersama saudara – saudaranya namun selalu gagal karena mereka dilindungi oleh Widura dan perang Baratayudha terjadi ketika Pandawa kalah dalam permainan dadu dengan Kurawa, yang mengakibatkan Kerajaan Amarta diambil alih Kurawa dan Pandawa menjalani hukuman dengan diasingkan di Hutan Kamiyaka selama 12 tahun, dan setahun penyamaran sebagai rakyat jelata di Kerajaan Wirata. Setelah masa hukuman berakhir, Kurawa tetap tidak mau menyerahkan kembali wilayah Amarta walaupun Pandawa hanya menuntut bagiannya sebanyak lima wilayah desa. Ketahuilah juga mengenai beberapa candi peninggalan agama Hindu di Indonesia, antara lain sejarah candi arjuna, sejarah candi jago, dan sejarah candi Perang BaratayudhaSejarah perang Baratayudha berlangsung di Padang Kurusetra, yang dianggap sebagai tempat suci bagi penganut agama Hindu. Arti dari Kurusetra sendiri adalah daratan Kuru’ yang disebut dengan nama lain Dharmakshetra atau daratan keadilan’. Konon karena kesuciannya maka dosa – dosa apapun yang dilakukan di padang ini pasti akan terampuni. Pertempuran yang berlangsung selama 18 hari ini dimulai saat matahari terbit dan harus segera diakhiri saat matahari terbenam. Pertempuran tersebut adalah peperangan sampai mati, maka ksatria yang berhasil mempertahankan nyawanya adalah pemenang. Aturan perang Baratayudha yang disebut sebagai Dharmayuddha ditetapkan kedua belah pihak adalahPertempuran dimulai saat matahari terbit dan berhenti saat matahari harus dilakukan satu lawan satu, tidak boleh mengeroyok prajurit yang ksatria diizinkan bertempur secara pribadi jika memiliki senjata atau kendaraan yang sama, misal kuda, gajah atau yang menyerahkan diri tidak boleh dibunuh,Prajurit yang menyerahkan diri harus menjadi tawanan perang atau budakTidak boleh melukai atau membunuh ksatria yang tidak boleh membunuh atau melukai prajurit yang sedang tidak boleh melukai atau membunuh orang yang tidak ikut dalam peperangan atau boleh melukai dari belakang atau membunuhTidak diizinkan menyerang peraturan khusus untuk setiap jenis senjata, misal dilarang memukul bagian pinggang ke bawah ketika sedang menggunakan berperang dengan dalam sejarah perang Baratayudha ini sayangnya walaupun telah disepakati, tetap saja dilanggar oleh kedua belah pihak. Awal sejarah perang Baratayudha adalah dengan pengangkatan pimpinan perang dari kedua pihak. Drestadyumna adalah panglima perang Pandawa, dan mereka mendapatkan sekutu dari seluruh kerajaan di India Utara. Sedangkan Bhisma didaulat sebagai panglima perang Kurawa. Bisma setuju dengan harapan bahwa ia dapat turut melindungi para Pandawa dengan cara tersebut. Pandawa yang memiliki jumlah pasukan lebih kecil membentuk Formasi Bajra yang memungkinkan pasukan kecil menyerang pasukan yang lebih besar. Sedangkan Kurawa memiliki sebelas Perang BharatayudhaKemenangan dan kekalahan silih berganti dialami oleh Pandawa dan Kurawa selama hari – hari pertempuran Baratayudha tersebut sampai pada hari kesepuluh ketika Pandawa menyusun strategi baru untuk mengalahkan Bisma. Srikandi ditempatkan di kereta Arjuna, dan Arjuna akan menyerang Bisma dari belakangnya. Srikandi adalah seorang wanita yang berubah menjadi pria, karena itu ia digunakan sebagai tameng karena Bisma akan merasa segan untuk menyerangnya. Selain itu Srikandi juga merupakan reinkarnasi Dewi Amba, wanita yang meninggal karena disakiti oleh Bisma dan telah bersumpah akan terlahir kembali sebagai pembunuh melihat Srikandi, Bisma menyadari bahwa akhirnya sudah dekat dan tidak memberikan perlawanan berarti. Arjuna memanfaatkan hal itu dengan meluncurkan anak – anak panah yang menembus zirah Bisma hingga ke dagingnya. Bisma mampu bertahan hidup dengan ratusan panah yang menancap ke tubuhnya karena ia diberi anugerah untuk menentukan waktu kematiannya sendiri sehingga ia masih sempat memberi wejangan ke para cucunya yang berperang hingga menyaksikan kekalahan semua prajurit dari kedua belah pihak tewas, dari pihak Pandawa hanya ada tujuh senopati yang bertahan hidup diantaranya kelima Pandawa, Yuyutsu, dan Satyaki. Sedangkan dari pihak Kurawa, hanya tersisa tiga senopati yang hidup yaitu Aswatama, Krepa, dan Kertawarma. Yudhistira pada akhirnya dinobatkan sebagai Raja Hastinapura dan setelah beberapa lama menyerahkan tahta kepada Parikesit, cucu Arjuna. Ia bersama para Pandawa dan Drupadi melakukan perjalanan spiritual dan mendaki gunung Himalaya sebagai tujuan akhir dari perjalanan mereka. Drupadi dan keempat Pandawa lainnya meninggal dalam perjalanan tersebut hingga tersisa Yudhistira yang berhasil mencapai puncak, kemudian dianugerahkan masuk surga oleh Dewa Dharma. CeritaWayang Mahabarata Lengkap. Baca Juga: Cerita Wayang Bahasa Jawa Anoman lan Bima. Kurawa nyumerepi menawi Pandawa badhe nedha wangsul kemawonanipun, mila piyambake sedaya ngupados madosi bala menawi sakayah-ayah geger perang kaliyan Pandawa samangke. Cerita Wayang Mahabarata Bahasa Jawa Lengkap Cerita Wayang Bahasa Jawa Anoman. Ceirta Korawa atau Kaurawa Sansekerta कौरव; kaurava adalah kelompok antagonis dalam wiracarita Mahabharata. Nama Korawa secara umum berarti “keturunan Kuru”. Kuru adalah nama seorang Maharaja yang merupakan keturunan Bharata, dan menurunkan tokoh-tokoh besar dalam wiracarita Mahabharata. Korawa adalah musuh bebuyutan para Pandawa. Jumlah mereka adalah seratus dan merupakan putra prabu Dretarastra yang buta dan permaisurinya, Dewi Korawa yang digunakan dalam Mahabharata memiliki dua pengertianArti luas Korawa merujuk kepada seluruh keturunan Kuru. Dalam pengertian ini, Pandawa juga termasuk Korawa, dan kadangkala disebut demikian dalam Mahabharata, khususnya pada beberapa bagian sempit Korawa merujuk kepada garis keturunan Kuru yang lebih tua. Istilah ini hanya terbatas untuk anak-anak Dretarastra, sebab ia merupakan keturunan yang tertua dalam garis keturunan Kuru. Istilah ini tidak mencakup anak-anak Pandu, yang mendirikan garis keturunan baru, yaitu para singkatDalam Mahabharata diceritakan bahwa Gandari, istri Dretarastra, menginginkan seratus putera. Kemudian Gandari memohon kepada Byasa, seorang pertapa sakti, dan beliau mengabulkannya. Gandari menjadi hamil, namun setelah lama ia mengandung, puteranya belum juga lahir. Ia menjadi cemburu kepada Kunti yang sudah memberikan Pandu tiga orang putera. Gandari menjadi frustasi kemudian memukul-mukul kandungannya. Setelah melalui masa persalinan, yang lahir dari rahimnya hanyalah segumpal daging. Byasa kemudian memotong-motong daging tersebut menjadi seratus bagian dan memasukkannya ke dalam guci, yang kemudian ditanam ke dalam tanah selama satu tahun. Setelah satu tahun, guci tersebut dibuka kembali dan dari dalam setiap guci, munculah bayi laki-laki. Yang pertama muncul adalah Duryodana, diiringi oleh Dursasana, dan saudaranya yang putera-putera Dretarastra tumbuh menjadi pria yang gagah-gagah. Mereka memiliki saudara bernama Pandawa, yaitu kelima putera Pandu, saudara tiri ayah mereka. Meskipun mereka bersaudara, Duryodana yang merupakan saudara tertua para Korawa, selalu merasa cemburu terhadap Pandawa, terutama Yudistira yang hendak dicalonkan menjadi raja di Hastinapura. Perselisihan pun timbul dan memuncak pada sebuah pertempuran akbar di pertarungan ganas berlangsung selama delapan belas hari, seratus putera Dretarastra gugur, termasuk cucu-cucunya, kecuali Yuyutsu, putera Dretarastra yang lahir dari seorang dayang-dayang. Yang terakhir gugur dalam pertempuran tersebut adalah Duryodana, saudara tertua para Korawa. Sebelumnya, adiknya yang bernama Dursasana yang gugur di tangan Bima. Yuyutsu adalah satu-satunya putera Dretarastra yang selamat dari pertarungan ganas di Kurukshetra karena memihak para Pandawa dan ia melanjutkan garis keturunan ayahnya, serta membuatkan upacara bagi para KorawaBerikut ini nama-nama seratus Korawa yang dibedakan menjadi dua versi, versi India dan versi Indonesia. Kedua Korawa utama yaitu Suyodana alias Duryodana dan Dursasana disebut lebih dahulu. Kemudian yang lain disebut menurut urutan SuyodanaDursasana DuhsasanaAbaswaAdityaketuAlobhaAnadhresya HanyadresyaAnudhara HanudharaAnuradhaAnuwinda AnuwendaAparajitaAswaketuBahwasi BalakiBalawardanaBhagadatta BogadentaBimaBimabalaBimadewaBimarata BimarathaCarucitraCitradharmaCitrakalaCitraksaCitrakundaCitralaksyaCitranggaCitrasandaCitrasrayaCitrawarmanDharpasandhaDhreksetraDirgaromaDirghabahuDirghacitraDredhahastaDredhawarmanDredhayudaDretaparaDuhpradharsanaDuhsaDuhsahDurbalakiDurbharataDurdharsaDurmadaDurmarsanaDurmukhaDurwimocanaDuskarnaDusparajayaDuspramanaHayabahuJalasandhaJarasandaJayawikataKanakadhwajaKanakayuKarnaKawacinKrathana KratanaKundabhediKundadharaMahabahuMahacitraNandakaPandikundaPrabhataPramathiRodrakarma RudrakarmanSalaSamaSatwaSatyasandaSenaniSokartiSubahuSudatraSuddha KorawaSugramaSuhastaSukasanandaSulokacitraSurasaktiTandasrayaUgraUgrasenaUgrasrayiUgrayudhaUpacitraUpanandakaUrnanabaWedhaWicitrihatanaWikalaWikatananaWindaWirabahuWiradaWisaktiWiwitsu YuyutsuWyudoru WiyudarusIstimewaYuyutsu adalah putra Dretarastra dari seorang adalah adik perempuan Korawa. Ia satu-satunya wanita di antara para lainnyaPara Korawa putera Dretarastra yang utama berjumlah seratus, namun mereka masih mempunyai saudara dan saudari pula. Yaitu Yuyutsu, yaitu anak Dretarastra tetapi lain ibu, ibunya seorang wanita waisya. Kemudian dari Dewi Gandari, lahir seorang putra lagi bernama Duskampana dan seorang putri bernama Dursala atau Duççala atau Dussala blogkisah konflik para pandawa dengan korawa. cerita wayang rama shinta bahasa Ksh Itu Aq Bs Brpikir Kl0 Ksirikan''kisah mahabharata lengkap versi jawa tympanistaco com april 23rd, 2018 - kisah mahabharataâ€" sangkuni yang culas dan penuh tipu may 1st, 2018 - cerita wayang mahabarata bahasa jawa leluhur pandawa lan kurawa utama Daftar Isi 1. Duryudana 2. Dursasana 3. Dursilawati 4. Citraga 5. Durmagati 6. Citraksa 7. Citraksi 8. Citramarma Solo - Dalam cerita wayang Jawa terdapat perang Bharatayudha memperebutkan kekuasaan di Hastinapura. Perang tersebut melibatkan dua kubu saudara yaitu Pandawa dan dari laman resmi Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta, Kurawa atau Kurawa adalah putra Prabu Destarastra dan Dewi Gendari. Dalam dunia pewayangan Jawa maupun India, wayang Kurawa berjumlah 100, yakni 99 laki-laki dan 1 perempuan. Mereka merupakan keturunan bangsa yang pertama muncul adalah Duryudana yakni wujud potongan daging paling besar. Disusul oleh Dursasana, lalu saudara-saudaranya yang lain hingga seratus orang dengan satu bayi perempuan yang diberi nama Dewi Dursilawati. Dikutip dari buku yang berjudul 'Ensiklopedia Tokoh-Tokoh Wayang dan Silsilahnya' karya Mahendra Sucipta, berikut ini penjelasan mengenai 8 tokoh Kurawa lengkap dengan DuryudanaDuryudana merupakan anak tertua di antara Kurawa-Kurawa lain. Putra dari Destrarata dan Gandari ini memiliki sifat yang iri kepada Pandawa sejak kecil. Duryudana juga berwatak bengis dan suka menghalalkan segala cara untuk menyingkirkan antagonis Duryudana semakin bertambah ketika ia mendapat hasutan dari Sengkuni yang membuat Duryudana haus kekuasaan untuk menguasai kerajaan Hastinapura, meskipun bukan mudah terombang-ambing oleh orang-orang di sekitarnya, mudah terhasut karena biasa dimanja. Percaya diri dan cenderung sombong dengan kekuatan kelompoknya, sehingga berani mengobarkan perang. Kuat di medan perang, sulit memiliki nasib yang merana dalam hal cinta, karena istrinya yang bernama Banowati tidak mencintainya namun tetap mencintai DursasanaTokoh Kurawa selanjutnya adalah Dursasana. Dursasana merupakan adik dari Duryudana. Putra dari Destrarata dengan Gandari. Dursasana memiliki watak jahat dan arogan. Dirinya selalu menyombongkan diri terhadap kekuasaan dan kekayaan yang ia punya. Dia juga sangat angkuh, berbicara dengan nada keras, dan suka menghina DursilawatiDursilawati adalah salah satu dari seratus Kurawa, Putri dari Destrarata dengan Gendari. Dari seratus Kurawa bersaudara, Dursilawati tercantik karena dia satu-satunya wanita. Semasa kecil, Dursilawati sudah jauh dari kasih sayang, oleh karena itu hampir-hampir tak pernah ia menangis. Air matanya sudah kering karena kesedihan masa kecil. Dewi Gendari selaku Ibundanya pun tak pernah memperhatikannya karena terlalu sibuk de-nan kemarahan dan kekecewaannya mencapai usia matang, Dursilawati dipersunting oleh Jayadrata yang merupakan seorang Raja Banakeling. Meskipun Jayadrata tewas dalam perang Baratayuda, namun ia berhasil mendidik anak-anaknya agar tidak mendendam. Justru anaknya yang mewarisi Kerajaan Banakeling, kelak menjalin persahabatan dengan Hastinapura di zaman CitragaCitraga merupakan salah satu dari seratus Kurawa. Terkenal karena kejahatannya senang menculik gadis-gadis desa, bersama dua orang saudaranya yang bernama Habaya dan Durkarana. Citraga, bersama Habaya dan Durkarana, tewas di tangan Prabu Salya menjelang perang Baratayuda. Dimana, ketika itu ketiganya kepergok sedang melakukan aksinya oleh Prabu DurmagatiDurmagati adalah salah satu tokoh dari seratus Kurawa yang karakternya terkenal. Ciri-ciri fisik yang dimiliki cukup kentara, yaitu bermata telengan putih, hidung berbentuk haluan perahu, bermuka mendongak, bermulut gusen, rambut gimbal terurai., bergelang, berplontoh dan berkeroncong, berkain parang rusak barong., bercelana memiliki senjata-senjata ampuh yang sanggup membunuh Abimanyu. Terdapat dua versi tentang kematiannya yaitu ia mati dipukul gada Rujakpolo milik Werkudara dan versi satunya lagi ia tewas di tangan CitraksaCitraksa merupakan salah satu dari seratus Kurawa. Citraksa memiliki seorang saudara kembar bernama Citraksi. Sebenarnya Citraksa seorang Kurawa pilihan dan mempunyai bakat menguasai ilmu kanuragan yang hebat. Sayangnya, kebiasaannya minum terlalu kuat, sehingga kebolehan ilmu Citraksa dan Citraksi tidak terlalu mumpuni. Akibatnya, ketika perang Baratayuda Sadewa berhasil merobek perut Citraksa menjelang akhir perang CitraksiUsai perang Baratayuda yang memakan banyak korban, Citraksi masih dapat hidup. Kembaran Citraksa ini bersembunyi ke sana ke mari hingga negeri Mandraka. Namun sayang, orang-orang Mandraka mengenalinya, sebagai salah satu Kurawa yang menjadi biang keladi perang yang menewaskan Raja pun terluka karena dikeroyok orang-orang. Citraksi sempat ditolong pimpinan Mandraka yang saat itu sudah dijabat Nakula saudara kembar Sadewa. Hanya saja, ketika dibawa menuju tabib istana, Citraksi sudah terlanjur CitramarmaCitramarma merupakan salah satu dari seratus Kurawa. Citramarma tewas dalam peristiwa Kresna Duta, bersama tiga orang saudaranya Dirgabahu, Jalasaha, Patiweya, dan Windandini. Mereka terinjak-injak oleh Brahalasewu, yang merupakan perwujudan raksasa dari informasi mengenai mengenal 8 tokoh Kurawa dan karakternya di cerita wayang Jawa. Semoga bermanfaat, ya Lur!Artikel ini ditulis oleh Agustin Tri Wardani peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom. Simak Video "Siap-siap "War" Tiket Indonesia Vs Argentina Segera Dimulai" [GambasVideo 20detik] aku/ahrCeritaSingkat Pandawa Lima. Beda banget karo kurawa sing ora kuwat nglakoni. Tetapi ia sesungguhnya adalah putra batara bayu dan dewi kunti sebab prabu pandu tidak dapat menghasilkan keturunan. Gambar Jeneng Wayang Lan Watake from पाण्डव) merupakan istilah dalam bahasa sanskerta, yang secara harfiah berarti anak pandu, yaitu seorang raja
Baca kisah epik legendaris Pandawa Lima dalam bahasa Jawa yang menawan, lengkap dengan karakter dan plot yang menegangkan. Dapatkan pengalaman membaca yang unik dan memukau di dalam dunia sastra Jawa.” cerita pandawa lima dalam bahasa jawa Kutha asaleh, ing tanah Jawa, ana lara kuna, cerita ingkang dikenal minangka “Mahabarata”. Cerita punika inggih punika, cerita kekawin kang aranipun ingkang prasasti punika nuli saking sanskerta ingkang dipunujaraken déning Kang Maha Rsi Wyasa, ingkang ingkang ngendi-ngendi sawisé perang Bhâratayuddha. Salah siji saking tatawarsa ingkang minangka “Mahabarata” punika inggih punika kisah pandawa lima. Angger-anggeran punika inggih punika, kathah punika kabehipun tuwuhanan kaliyan karakter utami lan jineng ingkang dipungraosaken déning para kritikus. Kathah punika kadadèkaken saking ajèn Hindu lan Jawa, inggih punika kathah punika kabehipun lungguh ingkang tuwuhanan kaliyan konsep-konsep kasejarahan. Cerita punika sajroning tatanan sabda ingkang kalayan arak-arakan kidung ingkang dikenal minangka tembang. Dening kidung, cerita punika dipuncaosaken lan dipungawuraken ingkang prasaja lan kidung punika saged dipunplester ingkang nganggèlani wanda pratnya. Ing kidung punika, kathah punika saged ngedalang samubarang pralambanging kanggo manggonèkaken kawula ingkang bakal mios méri saking kathah punika. Ugi kathah punika nggawé kawula nglairakaken panutan kanggo melik saking kaping kalih puluh wulan. Dening kidung kathah punika, sawisé dipunwiwiti déning kidung “Sutasoma”, kathah punika ditata kembali déning Kidung “Sumanasanta”. Kacampur lan campur aduk kathah punika nggawé tuwuhanan pangajèn kang nyenengakaken, lan ngangkat janji-janji sabda kang kagungan. Nganggo bhs jawa krama, kathah punika saged katon antuk kewibawaan lan kakuwatan saking karakter utaminipun kang saged ngajayakaken satriya lan kepahlawanan. Dèning kidung, kathah punika kadadèkaken minangka kathah utaminipun, kang saged kersa makarya lan masrahaken kawruh krama. cerita pandawa lima dalam bahasa indonesia Pada jaman dahulu, di Kerajaan Astina, hiduplah seorang raja bernama Prabu Kresna. Ia memiliki lima putra yang terkenal dengan kehebatan mereka. Mereka dikenal dengan nama Pandawa Lima. Pandawa Lima terdiri dari Yudistira, Bima, Arjuna, Nakula, dan Sadewa. Yudistira adalah putra tertua dari Prabu Kresna. Ia dikenal dengan kepribadiannya yang jujur dan bijaksana. Bima, putra kedua, memiliki kekuatan fisik yang luar biasa dan sangat pandai dalam seni bela diri. Arjuna, putra ketiga, adalah seorang ahli panah yang sangat handal. Nakula, putra keempat, memiliki kecantikan yang luar biasa dan pandai dalam ilmu perawatan. Sedangkan Sadewa, putra bungsu, dikenal sebagai ahli dalam ilmu bela diri dan memiliki kelebihan dalam kecerdikan. Namun, kebahagiaan Pandawa Lima tidak berlangsung lama. Duryudana, sepupu dari Pandawa Lima, merasa iri dan cemburu dengan kehebatan mereka. Ia pun mengusir Pandawa Lima dan ibu mereka, Kunti, dari Kerajaan Astina. Setelah itu, Pandawa Lima hidup dalam pengasingan dan berbagai rintangan selalu menghadang mereka. Namun, dengan kehebatan dan kebijaksanaan mereka, Pandawa Lima berhasil mengatasi segala rintangan dan akhirnya memenangkan perang melawan Kurawa. Dalam akhir cerita, Pandawa Lima kembali ke Kerajaan Astina dan menjadi penguasa yang bijaksana dan adil. Mereka hidup dalam kedamaian dan kebahagiaan, dan menjadi legenda bagi rakyat Astina. Demikianlah cerita tentang Pandawa Lima dalam bahasa Jawa. Cerita ini mengandung nilai-nilai kejujuran, keberanian, kebijaksanaan, dan keadilan yang dapat dijadikan contoh bagi generasi muda. qjnf2G.